Pages

Labels

Saturday 29 December 2012

Winter Season : Pemuda Muslim Dulu, Sekarang, dan yang akan Datang [part 1]

"Ketika saya muda dulu, kebanyakan waktu kami, kami gunakan untuk bekerja membantu orang tua, karena memang hidup masih sangat susah pada saat itu. Para pemudanya tidak terlalu mendapat hiburan sehingga harus pandai-pandai mencari kegiatan yang bermanfaat. Selain bekerja kami juga memperdalam ilmu agama bersama-sama. Jadi tidak heran pada waktu itu jika masjid/mushalla dipenuhi para pemuda dan perangkat agamanya juga beberapa dijabat oleh para pemuda."
_Narasumber_

Masa remaja adalah masa-masa yang rawan, terlebih dalam hal pergaulan. Terbukti dengan banyaknya remaja khususnya di Indonesia yang terjerumus atau bahkan dengan sukarela menjerumuskan diri ke dalam lembah pergaulan seks bebas. Tak bisa dielakkan hal tersebut karena fakta sudah membuktikan. Kantor berita Antara mencatat bahwa 85% remaja usia 15 tahun sudah pernah melakukan hubungan seks, dan itu jelas terjadi di luar ikatan pernikahan. (sumber)
 
Begitulah fakta yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia sekarang, tentang para pemudanya. Survei itu dilakukan pada tahun 2007, yang ditakutkan adalah apabila survey yang sama dilakukan di tahun 2012 ini, angka yang didapat mungkin menjadi lebih besar.

Kehidupan remaja tentunya adalah kehidupan yang sangat rawan. Dapat diibaratkan apabila seorang musafir melakukan perjalanan menuju suatu tempat, dan suatu ketika melewati jalan sempit dengan diapit dua jurang yang sangat dalam di kedua sisinya. Kehidupan remaja bisa diibaratkan seperti langkah kaki musafir yang melewati jalan kecil dan licin tersebut, yang apabila tidak berhati-hati, tentunya musafir tersebut akan tergelincir dan terjerumus ke dalam jurang yang dalam tersebut. Begitu pula dengan remaja, apabila tidak berhati-hati melangkah, tentunya kehidupannya akan terjerumus ke dalam lembah kegelapan, dalam hal ini pergaulan seks bebas.

Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas terlalu ke belakang tentang kehidupan remaja di zaman Rasulullah SAW, namun saya lebih menitikberatkan membahas kehidupan remaja beberapa puluh tahun yang lalu di Indonesia.

Remaja muslim, di beberapa puluh tahun yang lalu,--mari kita persempit dengan mengambil rentang waktu pada sekitar tahun 70-80an, tentunya berbeda dengan kehidupan remaja di zaman sekarang. Teknologi belum terlalu berkembang canggih di Indonesia pada saat itu, sehingga para pemudanya tidak terlalu banyak memiliki hiburan. Hal ini juga berdampak positif kepada kehidupan remaja pada saat itu, karena tidak terlalu banyak pengaruh asing atau pengaruh budaya barat yang bisa mereka dapatkan dalam pergaulan mereka. 

Semangat pemuda muslim pada saat itu tentulah tidak sama dengan semangat para pemuda di zaman sekarang, karena pada saat itu keadaan negara Indonesia sendiri yang belum terlalu mencapai titik kemakmuran, maka para pemuda nya menjadi lebih kreatif, lebih memiliki semangat perjuangan yang lebih besar, serta lebih terampil dalam bekerja.

Pengaruh budaya asing tentunya sangat mempengaruhi kehidupan para remaja. Remaja merupakan rentang usia yang menggambarkan semangat, merasa dapat melakukan segalanya, namun sangat labil. Artinya bahwa remaja belum terlalu bisa benar-benar berdiri tegak di atas kakinya, remaja masih sangat mudah terpengaruh, terutama oleh hal-hal yang menurut mereka lebih keren, up to date, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengaruh budaya barat tentunya memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan kepribadian para remaja.

Remaja muslim dulu tentunya belum terlalu terpengaruh oleh budaya barat, karena teknologi informasi dan komunikasi yang belum berkembang menyebabkan budaya barat mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam kehidupan para remaja muslim Indonesia saat itu.

Pemuda muslim, pada saat itu, tentu saja memiliki pengetahuan agama yang lebih banyak daripada para remaja pada saat ini. Ketika penulis bertanya kepada salah seorang koresponden, yang notabene adalah remaja pada tahun 70-80an, beliau berkata bahwa pada saat dirinya menjadi remaja seusia penulis (20 tahun), kehidupan para remaja tidak terlalu kompleks seperti sekarang. Tidak terlalu banyak kegiatan yang bisa dilakukan, terutama remaja yang tinggal di kampung-kampung yang terbatas akses informasinya. Oleh karena itu, para pemuda mencari kegiatan dengan bekerja membantu orang tua, dan menambah ilmu dengan belajar agama. Tak heran pada saat itu apabila masjid atau mushalla kebanyakan diisi oleh para pemuda, dan perangkat agamanya pun kebanyakan di jabat oleh para pemuda, seperti muadzin, bilal, dan lain sebagainya.

Dari penjelasan narasumber diatas, tentunya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kehidupan remaja pada saat itu belum terlalu kompleks seperti sekarang. Remaja masih bisa menempatkan dirinya dalam pergaulan, dan tentu saja ilmu agama menjadi tongkat yang mereka gunakan untuk berjalan agar selalu dapat berhati-hati dan tidak terjatuh.

0 comments:

Post a Comment